6 Aspek Perencanaan Bangunan Pabrik

Desain Bangunan Dan Konstruksinya, Jarak Bentangan Dan Kolom, Lantai, Dinding Dan Jendela, Atap Dan Langit-Langit, Bangunan Bertingkat Satu Atau Banyak

Aspek Perencanaan Bangunan Pabrik Yang Baik Akan Membantu Memastikan Bahwa Pabrik Beroperasi Dengan Efisiensi, Aman Dan Sesuai Dengan Tujuan Produksi Yang Ditetapkan

    Aspek perencanaan bangunan pabrik merujuk pada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan dan direncanakan ketika merancang dan membangun pabrik atau manufaktur. Berikut ini beberapa aspek dasar yang penting untuk dijadikan pertimbangan didalam merencanakan bangunan pabrik sebagai berikut:

1. Desain Bangunan Dan Konstruksinya

    Secara umum bangunan pabrik dibuat sedemikian rupa sehingga mereka akan dapat memanfaatkan penerangan alam (natural light). Desain bangunan dibangun menurut bentuk-bentuk huruf I,L,E,T,U,H atau F tergantung pada macam-macam aliran material yang dipergunakan. Belakangan ini ada kecenderungan untuk menggunakan model empat persegi panjang (square and block shaped) karena tipe ini dianggap cukup mudah apabila dikehendaki adanya perubahan-perubahan. Pada umumnya ada tiga macam-macam bentuk bangunan yang sering dipergunakan yaitu single story, multi-story, dan monitor. Sejumlah variasi dalam konstruksi atap dapat dibuat dengan memberikan pertimbangan dalam hal ventilasi dan penerangan.

2. Jarak Bentangan Dan Kolom (Bay And Column Dimension)

    Dalam perencanaan luas area suatu departemen dan penempatan jalan lintasan (aisle), maka beberapa pertimbangan mengenai jarak kolom ataupun lebar bentangan adalah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Dalam bangunan pabrik, kolom-kolom ini akan diperlukan terutama sekali untuk menyangga atap bangunan disamping bisa pula untuk menyangga overhead material handling equipment. Kemajuan teknologi banyak datangkan perubahan di dalam segi desain dari pada kolom dan bentangan bangunan pabrik yang ada. Sebelum perang dunia II rata-rata bangunan pabrik mempunyai 150 buah kolom untuk luas area sekitar 100.000 sq-ft. Angka ini sekarang telah dapat dikurangi sampai sekitar 40 buah kolom saja untuk luas area yang sama, di sini jarak bentangan bisa diambil lebih dari 100 ft (kurang lebih 30 m). Untuk industri pesawat terbang jarak bentangan ini bisa lebih lebar lagi yaitu sekitat 300 ft atau sekitar 100 m. Bentangan yang lebar ini banyak diperlukan terutama dengan mengingat kondisi dari pada produk yang akan dibuat, akan tetapi tentu saja hal ini akan memerlukan biaya yang lebih mahal juga. Secara umum jarak kolom dan bentangan yang lebar akan lebih disukai karena hal ini akan menaikkan efisiensi didalam proses pemindahan material, pengaturan mesin dan fasilitas produksi lainnya, serta tentu saja akan memberikan fleksibilitas untuk perubahan-perubahan tata letak pabrik dimasa yang akan datang. Sekarang ini bangunan pabrik umumnya menggunakan jarak kolom sekitar 30 sampai 50 feet (sekitar 9 sampai 15 m) dan untuk hal-hal yang khusus bisa mencapai 100 feet (30 m atau lebih).

3. Lantai (floor)

    Di sini ada dua hal yang harus diperhatikan di dalam merencanakan pembuatan lantai pabrik yaitu:
  1. Lantai harus cukup rata untuk keseluruhan bangunan pabrik.
  2. Lantai atau pondasi harus cukup kuat untuk menunjang segala peralatan dan produk yang ada.
    Disamping itu ketahanan untuk menerima getaran, benturan, kemudahan untuk dibersihkan, kemampuan untuk menyerap suara bising dan lain-lain harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

4. Dinding Dan Jendela

    Belakangan ini ada kecenderungan bagi pabrik untuk menggunakan banyak jendela di dalam desain bangunannya. Untuk menentukan apakah perlu menerapkan banyak jendela atau tidak, maka orang harus mempertimbangkan faktor produk yang akan dibuat dan kondisi dari iklim di mana pabrik itu hendak didirikan. Kondisi-kondisi berikut ini akan cenderung untuk mengurangi pemakaian banyak jendela di dalam bangunan pabrik, antara lain sebagai berikut:
  1. Apabila pekerjaan terganggu oleh debu, kotoran ataupun pencemaran dari luar.
  2. Apabila pekerjaan dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan humidity.
  3. Faktor kebisingan yang berasal dari luar dirasakan akan mengganggu pekerja. 
  4. Penerangan buatan (artificial light) biayanya tidak terlalu mahal.

5. Atap Dan Langit-Langit (Roof And Ceiling)

    Atap bangunan dengan bentuk yang datar (flat roof) cenderung untuk dipergunakan saat sekarang ini. Tinggi langit-langit umumnya sekitar 3 sampai 5 meter (tanpa pemanas atau pendingin) atau sekitar 6 meter apabila dikehendaki adanya ventilasi, pemakaian overhead crane dan lain-lain. Untuk pabrik yang memproduksi benda kerja yang besar maka tinggi langit-langit bisa diambil setinggi maksimum benda kerja ditambah kelonggaran sebesar 100 persen (100 %).

6. Bangunan Bertingkat Satu Atau Banyak.

    Pada awalnya pabrik banyak sekali menggunakan bangunan yang bertingkat (multi-story), karena adanya keterbatasan fasilitas transportasi maka terpaksa mereka mendirikan bangunan semacam ini di kota-kota besar. Disamping itu dengan mahalnya harga tanah, keterbatasan area yang dimiliki dan lain-lain, bentuk bangunan pabrik bertingkat menjadi sangat populer sekali. Bentuk bangunan bertingkat ini dapat juga dipertimbangkan bilamana proses produksi (terutama masalah pemindahan bahannya) bisa dilaksanakan dengan memakai prinsip gaya berat atau gravitasi. Selanjutnya konstruksi bangunan bertingkat satu (single-story) umum sekali digunakan apabila kondisi-kondisi sebagai berikut ini cukup terpenuhi, yaitu:
  1. Harga tanah cukup murah dan mudah didapatkan dalam area yang luas.
  2. Tanah masih cukup luas untuk kemungkinan perluasan.
  3. Lantai atau pondasi yang sanggup memikul beban yang berat dikehendaki.
  4. Pemindahan bahan sangat sulit dilaksanakan karena produk sangat besar dan berat.
  5. Perubahan terhadap tata letak pabrik seringkali diadakan.
  6. Penerangan alam (natural light) lebih diinginkan.
    Disamping hal-hal tersebut maka beberapa kondisi kerja dari pabrik harus pula diperhatikan dan dikontrol dengan sebaik-baiknya, yaitu antara lain mengenai penerangan, temperatur, kelembaban, kebisingan, debu dan lain-lain. Selain itu kondisi luar bangunan pabrik harus pula direncanakan dan dibuat dengan sebaik-baiknya segala fasilitas yang akan membentuk kepuasan dan kelancaran kerja seperti halnya dengan fasilitas untuk transportasi keluar masuk pabrik, area untuk parkir kendaraan, proteksi untuk bahaya kebakaran, landscaping dan lain-lain.
Next Post Previous Post