7 Aspek Dalam Penilaian Studi Kelayakan

Aspek-Aspek Dalam Penilaian, Penilaian Studi Kelayakan, Studi Kelayakan Bisnis, Studi Kelayakan Usaha, Aspek Hukum, Aspek Pasar Dan Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Teknis Atau Operasi, Aspek Manajemen Atau Organisasi, Aspek Ekonomi Sosial

Aspek-Aspek Dalam Penilaian Merujuk Pada Berbagai Aspek Yang Diambil Dari Pertimbangan Saat Melakukan Penilaian Studi Kelayakan Usaha Atau Studi Kelayakan Bisnis

    Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan usaha atau studi kelayakan bisnis hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki berbagai aspek-aspek yang harus diteliti, diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan.
    Ada beberapa aspek yang perlu dikaji untuk menentukan kelayakan suatu usaha seperti aspek keuangan, aspek manajemen, aspek teknis, aspek ekonomi sosial, aspek dampak lingkungan, aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Jika salah satu aspek tidak dipenuhi, perlu dilakukan perbaikan atau tambahan.
    Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung pada kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Dalam hal ini dengan pertimbangan prioritas mana yang harus didahulukan dan mana yang berikutnya.
    Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah sebagai berikut:

1. Aspek Keuangan

    Dalam aspek keuangan hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi, biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi pembelian aktiva tetap maupun modal kerja perusahaan. Selain itu, juga biaya-biaya yang diperlukan selama investasi. Semua ini pada akhirnya menjadi penilaian jumlah kebutuhan investasi dan pembuatan cash flow (laporan keuangan untuk melacak setiap pemasukan). Setelah itu baru dinilai kelayakan usaha melalui metode penilaian investasi.
    6 Metode penilaian investasi yang dapat digunakan antara lain:
  1. Metode Payback Period (Periode Pengembalian)
  2. Metode Average Rate Of Return (Tingkat Pengembalian Rata-Rata)
  3. Metode Net Present Value (Nilai Bersih Sekarang)
  4. Metode Internal Rate Of Return (Tingkat Pengembalian Internal)
  5. Metode Profitability Index (Index Profitabilitas)
  6. Metode Break Even Point (Titik Impas)
    1. Metode Payback Period (PP) merupakan metode penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek, bisnis atau usaha. Artinya, seberapa lama uang yang diinvestasikan itu akan kembali. Dalam hal ini, payback period menggambarkan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal. 
    Dalam perhitungan payback period arus kas yang diterima dari investasi dihitung pada periode bulanan, tahunan atau periode yang telah ditentukan. Berikut ini langkah-langkah menghitung payback period sebagai berikut:
  • Tentukan jumlah investasi awal dan modal yang diinvestasikan.
  • Hitung arus kas bersih (net cash flow) dari investasi pada akhir setiap periode.
  • Jumlahkan arus kas bersih tahunan secara kumulatif hingga mencapai atau melebihi jumlah investasi awal
  • Identifikasi periode atau tahun dimana jumlah kumulatif pertama kali mencapai atau melebihi investasi awal. Periode ini merupakan payback period
    Payback period memberikan gambaran tentang seberapa cepat investasi akan menghasilkan keuntungan dan kapan modal awal akan dikembalikan. Semakin pendek payback period maka semakin cepat pengembalian modal yang sering kali dianggap sebagai indikator risiko investasi yang lebih rendah. Namun, payback period memiliki kelemahan yaitu tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, tingkat pengembalian yang lebih tinggi setelah payback period atau setelah payback period. Oleh karena itu, metode payback period ini digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi tetapi tidak memberikan informasi yang lengkap tentang kelayakan investasi secara menyeluruh.

    2. Metode Average Rate Of Return (ARR) yaitu metode untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata investasi. Average rate of return menggambarkan persentase rata-rata keuntungan yang diharapkan atau diperoleh dari investasi dibandingkan dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Berikut merupakan langkah-langkah menghitung average rate of return sebagai berikut:
  • Tentukan total keuntungan yang diharapkan dari investasi selama umur proyek atau periode tertentu. 
  • Bagi total keuntungan dengan jumlah modal awal yang diinvestasikan.
  • Kalikan (x) hasilnya dengan 100% untuk mengungkap nilai ARR dalam bentuk persentase
    Rumus untuk menghitung average rate of return adalah sebagai berikut:
ARR=(total keuntungan / jumlah modal awal) x 100%
    Sebagai contoh, jika investasi awal kamu sebesar $10.000 dan total keuntungan yang diharapkan selama umur proyek adalah $2.500, maka average of return akan dihitung sebagai berikut:
ARR=($2.500 / $10.000) x 100% = 25%
    Dalam interpretasi, jika ARR adalah 25%, itu berarti rata-rata tingkat pengembalian investasi adalah 25% per tahun. Average rate of return menyediakan gambaran tentang seberapa baik investasi menghasilkan keuntungan rata-rata dalam persentase. Namun, seperti metode lainnya average rate of return juga memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan nilai waktu uang, tidak mempertimbangkan arus kas masa depan dan tidak memberikan informasi tentang durasi pengembalian modal. Oleh karena itu, ARR sebaiknya digunakan bersama-sama dengan metode analisis investasi lainnya untuk pengambilan keputusan investasi yang lebih informasional dan komprehensif

    3. Metode Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang adalah metode yang digunakan dalam analisis perbandingan antara PV kas bersih (PV Of Proceed) dengan PV investasi (Capital Outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebut dikenal dengan Net Present Value (NPV). Dalam perhitungan NPV, arus kas yang diterima dari investasi dan biaya yang terkait dengan investasi diestimasikan pada berbagai periode masa depan dan nilai sekarang dihitung dengan memperhitungkan tingkat diskonto yang digunakan. Tingkat diskonto ini mencerminkan tingkat pengembalian yang diharapkan atau tingkat suku bunga yang diterapkan pada arus kas. Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung net present value adalah sebagai berikut:
  • Estimasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang diharapkan dari investasi selama periode proyek, bisnis atau usaha.
  • Tentukan tingkat diskonto yang sesuai dengan resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan.
  • Hitung nilai sekarang dari setiap arus kas dengan membagi jumlahnya dengan (1 + tingkat diskonto di atas periode.
  • Jumlahkan nilai sekarang dari arus kas masuk dan kurangi dengan nilai sekarang dari arus kas keluar.
  • Hasilnya adalah net present value. Jika nilai NPV positif, itu menunjukan bahwa investasi tersebut menghasilkan nilai tambah (menguntungkan, sementara nilai NPV negatif menunjukan kerugian.
    Net present value digunakan sebagai alat yang lebih komprehensif dalam analisis investasi karena memperhitungkan nilai waktu uang dan mengukur konstribusi bersih investasi terhadap nilai suatu perusahaan. Namun perhitungan NPV memerlukan estimasi yang akurat tentang arus kas masa depan dan mempertimbangkan tingkat diskonto yang tepat. Selain itu, NPV tidak memberikan informasi tentang tingkat pengembalian relatif investasi atau periode pengembalian modal. Oleh karena itu, sebaiknya NPV digunakan bersama-sama dengan metode analis investasi lainnya untuk pengambilan keputusan yang lebih baik

    4. Metode Internal Rate Of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil internal. Metode yang digunakan dalam analisis investasi untuk menilai keuntungan atau tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh suatu proyek atau investasi. IRR adalah tingkat diskonto di mana nilai sekarang dari arus kas masuk sama dengan nilai sekarang dari arus kas keluar, sehingga NPV (Net Present Value) dari investasi menjadi nol. Dalam perhitungan IRR, tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sama dengan nol ditemukan dengan mencoba berbagai tingkat diskonto hingga nilai sekarang dari arus kas masuk sama dengan nilai sekarang dari arus kas keluar. Metode ini mengasumsikan bahwa arus kas yang dihasilkan dari investasi akan dinvestasikan kembali dengan tingkat pengembalian yang sama. Berikut ini beberapa langkah-langkah dalam menghitung internal rate of return sebagai berikut:
  • Estimasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang diharapkan dari investasi selama periode proyek
  • Mencoba berbagai tingkat diskonto untuk mencari tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sekitar nol. Metode pencarian tingkat diskonto seperti menggunakan metode iterasi atau penggunaan perangkat lunak (software) atau spreadsheet dapat digunakan untuk mencari IRR
  • Jika NPV mendekati nol, tingkat diskonto yang menghasilkan nilai tersebut dianggap sebagai internal rate of return (IRR) dari investasi
Dalam IRR menunjukan tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan dari suatu investasi. Jika IRR lebih tinggi dari tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan, maka investasi tersebut dianggap menguntungkan. Sebaliknya, jika IRR lebih rendah dari tingkat diskonto, maka investasi tersebut mungkin tidak layak.
    Internal rate of return dapat digunakan sebagai alat yang berguna dalam analisis investasi karena memperhitungkan nilai waktu uang dan memberikan indikasi langsung tentang tingkat pengembalian proyek. Namun, perhitungan IRR dapat menghadapi beberapa masalah, terutama ketika arus kas tidak teratur atau tidak konsisten. Dalam beberapa kasus, terdapat multiple IRR, di mana ada lebih dari satu tingkat diskonto yang menghasilkan NPV nol. Selain itu, IRR tidak memberikan informasi tentang jumlah dolar yang dihasilkan oleh investasi atau periode pengembalian modal. Oleh karena itu, IRR sebaliknya digunakan bersama-sama dengan metode analisis investasi lainnya untuk pengambilan keputusan yang lebih komprehensif.

    5. Metode Profitability Index (PI) atau Benefit And Cost Ratio (Rasio Manfaat Dan Biaya) merupakan metode yang digunakan dalam ratio yang mengukur dengan membandingkan antara penerimaan bersih yang akan datang dengan nilai sekarang, dengan pengeluaran investasi selama umur investasi. PI mengukur nilai manfaat yang dihasilkan per unit biaya investasi. Dalam perhitungan profitability index (PI), manfaat atau keuntungan yang diharapkan dari investasi diestimasikan dan dibandingkan dengan jumlah modal yang diinvestasikan. PI menggambarkan seberapa besar nilai manfaat yang dihasilkan per unit biaya investasi. Berikut ini beberapa langkah-langkah umum dalam menghitung profitability index adalah sebagai berikut:
  • Estimasikan manfaat dan keuntungan yang diharapkan dari investasi selama periode proyek.
  • Hitung nilai sekarang dari manfaat atau keuntungan tersebut dengan menggunakan tingkat diskonto yang sesuai.
  • Tentukan jumlah modal awal yang diinvestasikan.
  • Hitung profitability index dengan membagi nilai sekarang dari manfaat atau keuntungan dengan jumlah modal awal.
    Rumus untuk menghitung profitability index adalah sebagai berikut:
PI= Nilai sekarang dari manfaat / jumlah modal awal
    Jika PI lebih besar dari 1 itu menunjukan bahwa nilai sekarang dari manfaat atau keuntungan yang diharapkan melebihi jumlah modal awal yang diinvestasikan dan oleh karena itu, investasi tersebut dianggap menguntungkan. Sebaliknya jika PI kurang dari 1, itu menunjukan bahwa manfaat atau keuntungan yang diharapkan tidak cukup untuk mengkompensasi jumlah modal awal yang diinvestasikan dan investasi tersebut mungkin tidak layak (merugikan)
    Profitability index digunakan sebagai alat untuk membandingkan proyek atau investasi alternatif dan memilih proyek dengan PI tertinggi. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang dan memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi investasi. Namun, PI memiliki batasan karena tidak memberikan informasi tentang jumlah dolar yang dihasilkan oleh investasi atau tingkat pengembalian spesifik. Oleh karena itu, PI sebaiknya digunakan bersama-sama dengan metode analisis investasi lainnya untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

    6. Metode penilaian Break Even Point (BEP) adalah suatu metode yang digunakan dalam analisis keuangan dan manajemen untuk menentukan titik impas atau break even dalam suatu bisnis atau proyek. Break even point merupakan titik di mana pendapatan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan. Dalam metode ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menghitung break even point. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam metode penilaian break even point sebagai berikut:
  • Identifikasi biaya tetap (fixed costs): identifikasi semua biaya yang tetap atau tidak berubah sepanjang waktu tertentu, misalnya biaya sewa, gaji tetap karyawan, biaya overhead.
  • Identifikasi biaya variabel (variabel costs): identifikasi semua biaya yang berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan, misalnya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya distribusi.
  • Hitung konstribusi margin per unit: konstribusi margin per unit adalah selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel per unit. Dalam perhitungan ini, biaya variabel per unit harus dikurangi dari harga jual per unit.
  • Tentukan konstribusi margin total: Konstribusi margin total adalah konstribusi margin per unit dikalikan (x) dengan jumlah unit yang diharapkan terjual.
  • Hitung break even point: break even point dalam unit dapat dihitung dengan membagi biaya tetap total dengan konstribusi margin per unit hasilnya adalah jumlah unit yang harus terjual agar mencapai titik impas.
  • Hitung break even point dalam nilai (break even point dalam uang): break even point dalam nilai dapat dihitung dengan mengkalikan (x) break even point dalam unit dengan harga jual per unit.
    Metode penilaian break even point membantu manajemen untuk memahami titik impas dalam bisnis, usaha dan proyek sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan volume penjualan, harga jual, biaya tetap dan biaya variabel.

2. Aspek Manajemen Atau Aspek Organisasi

    Aspek manajemen atau aspek organisasi adalah dua konsep yang terkait erat dalam dunia bisnis dan manajemen. Berikut adalah penjelasan tentang aspek manajemen atau aspek organisasi sebagai berikut:
  • Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal)
  • Pengelola usaha (manajemen) dengan jumlah serta kualifikasi (pendidikan dan pengalaman)
  • Struktur organisasi yang ada sekarang, serta gambaran mengenai jabatan
  • Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan.

3. Aspek Teknis Atau Aspek Operasional

    Dalam aspek teknis atau aspek operasional yang akan digambarkan secara lengkap adalah mengenai:
  • Aspek Teknis
    Aspek teknis berkaitan dengan lokasi usaha (lokasi perusahaan), baik itu kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang (penilaian mengenai lokasi meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat pasar, apakah harus dekat dengan bahan baku, apakah harus dekat dengan tenaga kerja, apakah harus dekat dengan pemerintah, apakah harus dekat dengan lembaga keuangan, apakah harus dekat dengan pelabuhan atau pertimbangan lainnya).
    Penentuan layout gedung, mesin, peralatan, serta layout ruangan sampai pada usaha perluasan selanjutnya.
    Teknologi yang akan  digunakan (penggunaan teknologi padat karya atau padat modal). Jika menggunakan padat karya, maka akan memberikan kesempatan kerja, namun jika padat modal justru sebaliknya.
  • Aspek Operasional
    Aspek operasional berkaitan dengan proses, kegiatan atau tindakan yang dilakukan untuk menjalankan suatu sistem, produk atau layanan. Dalam penilaian aspek operasional, fokusnya adalah pada efisiensi, efektivitas, keteraturan dan kesesuaian proses operasional dengan tujuan yang diinginkan. Contohnya dalam penilaian operasional suatu bisnis, aspek ini melibatkan penilaian terhadap proses produksi, manajemen rantai pasok, pengelolaan persediaan atau kebijakan pengendalian kualitas.

    Aspek teknis dan aspek operasional saling berkaitan satu sama lainnya karena performa teknis yang baik biasanya tergantung pada operasional yang efektif dan efisien. Dalam penilaian yang komprehensif, kedua aspek ini dapat dianalisis secara terpisah namun juga dapat saling mempengaruhi. Misalnya, dalam penilaian produk teknologi, aspek teknis mencakup evaluasi terhadap fitur dan kualitas teknis, sedangkan aspek operasional melibatkan penilaian terhadap keandalan produk, dukung pelanggan, atau kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasi purna jual.
    Perlu kamu catat bahwa aspek teknis dan aspek operasional dapat bervariasi tergantung pada konteks penilaian yang dilakukan, seperti penilaian sistem IT, evaluasi kinerja operasional suatu organisasi atau penilaian layanan pelanggan.

4. Aspek Pasar Dan Pemasaran

    Setiap usaha yang kamu jalankan harus memiliki pasar yang jelas. Faktor ada tidaknya konsumen yang akan membeli dan besarnya pasar yang ada perlu diketahui terlebih dahulu. Disamping itu, perusahaan juga harus mengetahui perilaku konsumen sebagai calon pembeli dan pesaing yang ada, baik saat ini maupun yang akan datang. Setelah itu, perusahaan mengatur strategi pemasaran yang tepat untuk menggaet konsumen dan meraup keuntungan. Dalam aspek pasar dan pemasaran hal-hal yang perlu dijabarkan sebagai berikut:
  • Ada tidaknya pasar (konsumen yaitu calon pembeli).
  • Jika ada, seberapa besar pasar yang ada (pasar nyata dan pasar potensial).
  • Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar yang ada sekarang dan yang akan datang.
  • Bagaimana peta kondisi pesaing terutama untuk produk sejenis sekarang.
  • Bagaimana perilaku konsumen (menyangkut selera dan kebiasaan konsumen).
    Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar baik itu pasar nyata, pasar potensial yang ada maupun perilaku konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar. Riset pasar dilakukan dengan cara:
  • Terjun langsung ke lapangan melalui observasi, wawancara, maupun kuesioner.
  • mengumpulkan data dari berbagai sumber.
    Setelah diketahui pasar nyata dan pasar potensial pasar yang ada barulah disusun strategi pemasarannya yang meliputi:
  • Strategi produk
  • Strategi harga
  • Strategi lokasi dan distribusi
  • Strategi promosi

5. Aspek Ekonomi Sosial

    Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Demikian pula, perusahaan perlu mencantumkan dampak sosial yang ada dalam hasil penelitian. Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa tersedianya sarana dan prasarana. Berikut ini gambaran dampak ekonomi sebagai berikut:
  • Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik ataupun masyarakat di luar lokasi pabrik
  • peningkatan pendapatan masyarakat
  • Pembangunan jalan
  • Pembangunan jembatan
  • Penerangan jalan
  • Lembaga pendidikan 
  • Sarana telepon
  • Sarana air minum
  • Sarana olahraga
  • Sarana ibadah
  • Sarana lainnya

6. Aspek Dampak Lingkungan

    Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak sangat besar terhadap lingkungan di sekitarnya. Dampak lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain:
  • Terhadap tanah
  • Terhadap air
  • Terhadap udara
  • Terhadap kesehatan manusia
    Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan fauna yang ada di sekitar usaha secara keseluruhan.

7. Aspek Hukum

    Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen perusahaan. Mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut. Dokumen yang diperlukan meliputi:
  • Bentuk badan usaha serta keabsahannya dan untuk badan usaha tertentu, seperti perseroan terbatas atau yayasan harus disahkan oleh departemen kehakiman
  • Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
  • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
    Di samping dokomen di atas, perusahaan juga harus memiliki izin-izin tertentu sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan izin-izin tersebut antara lain:
  • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
  • Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
  • Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
  • Izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing
  • Izin gangguan
  • Izin domisili, di mana perusahaan berada atau lokasi perusahaan, lokasi kantor pusat perusahaan, lokasi kantor cabang perusahaan, lokasi pabrik perusahaan, lokasi gudang perusahaan, lokasi proyek, lokasi bisnis, lokasi usaha
  • Izin usaha peternakan dan pertanian
  • Izin usaha farmasi dan rumah sakit
  • Izin usaha perhotelan dan pariwisata
  • Izin usaha tambang
    Di samping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian dokumen lainnya yaitu:
  • Bukti diri KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau SIM (Surat Izin Mengemudi)
  • Sertifikat tanah
  • Bukti BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor)
  • Surat-surat atau sertifikat lainnya yang dianggap perlu
Next Post Previous Post